Pengujian dan
Pemeriksaan Material Teknik
Disusun Oleh:
Kelompok
1
·
Khafidz
·
Arwan
·
Kamelia
F. Ristha
·
Lukman
Achmad
·
Dalhar
Zaini
PROGRAM STUDI
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
1.1. Pengujian Material
Dalam
proses pengujian bahan ada dua macam jika ditinjau berdasarkan sifat dari
pengujian tersebut yaitu:
A.
Pengujian Destruktif
Sesuai
dengan namanya pengujian ini bersifat merusak bahan yang diuji sehingga bahan
yang diuji akan rusak atau cacat. Bahan yang diuji adalah bahan yang telah
memenuhi bentuk dan jenis secara internasional umumnya ada beberapa pengujian
destruktif yaitu:
1. Pengujian Kekerasan
Pengujian ini dilakukan dengan dua
pertimbanagn yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan
melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas
tertentu. Berdasarkan pemakaianya dibagi menjadi:
1. Pengujian
kekerasan dengan penekanan(indentation test)
Pengujian
ini dilakukan merupakan pengujian kekerasan terha-dap bahan logam dimana dalam
menentukan kekerasaannya deilakukan dengan cara menganalisis indentasi atau
bekas penekanan pada benda uji sebagai reaksi dari pembebanan tekan
2. Pengujian
kekerasan dengan goresan(sratch test)
Merupakan
pengujian kekerasan terhadap benda (logam) dimana dalam menentukan kekerasannya
dilakukan dengan mencari perban-dingan dari bahan yang menjadi standart.
Contohnya adalah pengujian metode MOH’S
3. Pengujian
kekerasan dengan cara dinamik(dynamic test)
Merupakan
pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantu-lan dari bola baja atau intan(hammer)yang
dijatuhkan dari ketinggian tertentu.
2. Pengujian Tarik
Pengujian
ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian tarik
dapat menunjukkan perilaku bahan selama proses pembebanan. Pada uji tarik ,
benda uji diberi beban gaya tarik , yang bertambah secara kontinyu, bersamaan
dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji.
3. Pengujian lengkung
Pengujian
ini merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang diletakkan terhadap
specimen dan bahan, baik bahan yang akan digunakan pada kontraksi atau komponen
yang akan menerima pembebanan terhadap suatu bahan pada satu titik tengah dari
bahan yang ditahan diatas dua tumpuan.
4. Uji impact
Uji
impact dilakukan untuk menentukan kekuatan material sebagai sebuah metode uji
impct digunakan dalam dunia industri khususnya uji impact charpy dan uji impact
izod. Dasar pengujian ini adalah penyerapan energy potensial dari
pendulum beban yang mengayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk
material uji sehingga terjadi deformasi.
5. Uji struktur
Uji struktur mempelajari struktur
material logam untuk keperluan pengujian material logam dipotong-potong
kemudian potongan diletakkan dibawah dan dikikisdengan material alat penggores
yang sesuai. Untuk pemeriaksaan =nya dilakuakan dengan alat pembesar ataupun
mikroskop elektronik.
6. Pengujian
dengan larutan ETSA
Tujuan
dari pengujian ini adalah untuk memeperjelas batas butir yang ada pada suatu
material karena larutan etsa akan memeberi warna tambahan pada batas butir.
Namun larutan ini dapat merusak batas butir tersebut.
B. Pengujian
non-destruktif
Pengujian ini tidak merusak dan
merupakan bagian dari pengujian bahan. Pengujian non-destruktif terdiri dari:
1.
Penetrant
testing
Yaitu pengujian yang digunakan untuk
melihat keretakan dan perositas dari suatu bahan. Pengujian dengan penetrant
terdiri dari 4 tahap yaitu pembersihan awal, pemberian penetrant, pembersihan
penetrant, dan pemberian developer. Pengujian ini memiliki keuntungan yaitu
murah dan cepat dilaksanakan.
2.
Magnetic particle
testing
Pengujian
yang juga biasa disebut dengan pengujian menggu-nakan partikel magnetic ini
digunakan untuk diskontinuitas yang ada dipermukaan dan dekat permukaan.
Pengujian ini dapat kita lakukan untuk melihat keretakan permukaan
pada semua logam induk maupun ion, laminasi fusi yang tidak sempurna, undercut,
dan subsurface crack. Jika dibandingkan dengan uji penetrant,
pengujian ini dilakuakn untuk diskontinuitas yang lebih dalam.
3.
Ultrasonic testing
Pengujian ini
menggunakan metode gelombang suara dengan frekuensi tinggi. Keuntungan dari
pengujian ini yaitu dapat dilakukan pada semua bahan dan lebih dalam jika
dibandingkan dengan uji magnetic dan uji penetrasi karena menggunakan pantulan
gelombang.
4.
Radiography
Yaitu pengujian dengan menggunakan x-ray
untuk mendapatkan gambar dari material. Prinsipnya sama dengan penggunaan pada
tubuh material hanya saja menggunakan gelombang yang lebih pendek.
1.2. Pemeriksaan
(Inspection) Material
Pemeriksaan bahan merupakan suatu cara
untuk mengetahui keadaan dari suatu bahan, dengan menggunakan metode-metode
yang ada dalam tata cara untuk mengetahui retak atau cacat dari suatu bahan.
Metode NDT (Non Destructive Test)
merupakan metode yang mudah dilakukan untuk mengetahui cacat atau retakan yang
ada pada suatu bahan benda uji. Dengan metode NDT benda uji yang
diteliti lebih mudah diketahui cacat atau retakannya yang ada pada
permukaannya.
Metode yang digunakan adalah
metode liquid penetrant inspection yang
merupakan pengujian pada permukaan benda uji dengan membersihkan terlebih
dahulu benda yang akan diuji, setelah itu disemprotkan dengan cleaner setelah
beberapa menit dilap dengan kain bersih, kemudian disemprotkan solven dan
didiamkan selama 10-15 menit dan dilap kembali sampai bersih, penyemprotan
terakhir menggunakan developer yang pada akhirnya juga dilap sehingga tersisa
warna merah pada permukaan yang terdapat cacat. Sehingga dengan demikian dapat
diketahui permukaan yang terdapat cacat pada suatu benda yang diteliti.
1.2.1. Pengertian NDT
Non
destrtructive testing (NDT) adalah aktivitas
tes atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak,
atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang kita tes atau inspeksi. Pada
dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan
masih aman dan belum melewati damage tolerance. Material pesawat diusahakan
semaksimal mungkin tidak mengalami kegagalan (failure) selama
masa penggunaannya.NDT dilakukan paling tidak sebanyak dua kali. Pertama,
selama dan diakhir proses fabrikasi, untuk menentukan suatu komponen dapat
diterima setelah melalui tahap-tahap fabrikasi. NDT ini dijadikan sebagai
bagian dari kendali mutu komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah komponen
digunakan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah menemukan kegagalan
parsial sebelum melampaui damage tolerance-nya.
1.2.2 . Macam- Macam Metode NDT.
Berikut ini beberapa penjelasan tentang jenis-jenis
metode NDT yang umum digunakan :
1.
Visual inspection
Pengujian ini merupakan pemeriksaan
hanya dengan menggunakan mata. Cara ini memang sangat sederhana dan bernilai
ekonomis. Karena itu cara ini selalu dilakukan disamping juga menggunakan cara
lain. Sering kali metode ini merupakan langkah
yang pertama kali diambil dalam NDT.
Prinsip dalam metode visual inspection sangat sederhana hanya dengan
menggunakan mata telanjang tanpa alat bantu kecuali kaca pembesar.
Metode
ini bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan dan korosi. Dalam hal ini
tentu saja adalah retak yang dapat terlihat oleh mata telanjang atau dengan
bantuan lensa pembesar.
2.
Magnetic particle inspection
Magnetic
particle inspection (MPI) yaitu pengujian
yang dilakukan untuk mengetahui cacat permukaan (surface) dan
permukaan bawah (subsurface) suatu komponen dari bahan
ferromagnetik.
Dengan
menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah
permukaan (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik
dapat diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji.
Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran
medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada
material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya kebocoran medan magnet
adalah dengan menaburkan partikel magnetik dipermukaan. Partikel-partikel
tersebuat akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.
Kelemahannya,
metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain itu,
medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak
serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
3.
Eddy Current
Test
Eddy
current test merupakan metode yang dilakukan
dengan cara menghubungkan arus medan magnet dengan kumparan medan magnet
sehingga menimbulkan perubahan impedansi pada suatu bahan yang terjadi cacat.
Inspeksi
ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya, arus listrik dialirkan pada
kumparan untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini
dikenakan pada benda logam yang akan diinspeksi, maka akan terbangkit arus
Eddy. Arus Eddy kemudian menginduksi adanya medan magnet. Medan magnet pada
benda akan berinteraksi dengan medan magnet pada kumparan dan mengubah
impedansi bila ada cacat.
Kegunaan
metode ini hanya pada bahan logam saja, yang hanya dapat dijangkau pada
permukaan bahan logam saja.
4.
Ultrasonic
Inspection
Ultrasonic
inspection merupakan metode yang menggunakan
gelombang suaru untuk menetukan suatu adanya titik pada suatu bahan material.
Sehingga dengan adanya energy listrik dapat diketahui adanya suatu retak pada
suatu bahan.
Prinsip
yang digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara yang dirambatkan
pada spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan
interpretasikan. Gelombang ultrasonic yang digunakan memiliki
frekuensi 0.5 – 20 MHz. Gelombang suara akan terpengaruh jika ada void, retak,
atau delaminasi pada material. Gelombang ultrasinic ini
dibangkitkan oleh tranducer dari bahan piezoelektri yang
dapat menubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik kemudian menjadi
energi listrik lagi.
Metode ultrasonic ini di gunakan untuk mendeteksi adanya cacat pada
peralatan seperti: rolle, shaft, turbin, pipa bertekanan las-lasan, gear, frame, die,block, tool
steel, produk coran, dll.
5.
Radiographic
Inspection
Radiographic inspection merupakan
metode yang menggunakan laser atau alatradiographic dalam
pengujiannya, dengan laser atau alat radiographic sehingga
dapat diketahui bahan yang terkena retak atau terdapat cacat.
Metode
NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan menggunakan sinar X
dan sinar gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan menembus material yang
diperiksa. Saat menembus objek, sebagian sinar akan diserap sehingga
intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudaian direkam pada film yang
sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada film
tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang akan memeprlihatkan
bagian material yang mengalami cacat.
Dengan
adanya sinar dari pancaran sinar maka metode ini dapat lebih mudah untuk
menentukan suatu cacat dengan adanya bayangan putih yang menunjukkan cacat dan
hitam yang menunujukkan tidak adanya cacat.
6. Liquid penetrant test
Liquid penetrant Inspection adalah
suatu cara pemeriksaan untuk mendeteksi cacat permukaan pada benda padat yang
tidak berpori-pori. Cacat yang terdeteksi boleh jadi timbul karena proses
pembuatannya atau karena fatique (kelelahan) pada benda-benda
yang sudah lama di gunakan.
Metode Liquid Penetrant Test merupakan
metode NDT yang paling sederhana. Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di
permukaan terbuka dari komponen solid, baik logam maupun non logam, seperti
keramik dan plastik fiber. Melalui metode ini, cacat pada material akan
terlihat lebih jelas. Caranya adalah dengan memberikan cairan berwarna terang
pada permukaan yang diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang
baik dan viskousitas yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan
material. Selanjutnya, penetrant yang tersisa di permukaan material
disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika perbedaan warna penetrant dengan
latar belakang cukup kontras. Seusai inspeksi, penetrant yang tertinggal
dibersihkan dengan penerapan developer.
Pendetelisian keretakan dengan cara ini
tidak bergantung pada ukuran, bentuk, arah keretakan, struktur bahan
maupun komposisinya karena liquid penetrant dapat meresap
kedalam cacat di permukaan benda yang di uji. kedalam keretakan terjadi karena daya kapiler (tegangan permukaan yang rendah). Proses ini banyak di
gunakan untuk menyelidiki keretakan permukaan (surface cracks) dan
kekeroposan (purisita). Lapisan-lapisan bahan dan lain-lain
penggunaannya tidak terbatas pada logam ferraus dan non
ferraus teapi juga dapat di gunakan pada kramik, plastik, jelas dan
benda-benda lain hasil proses powder metalurai.
terimakasih atas ilmu dan informasi nyaa min
BalasHapusjangan lupa kunjungi juga https://ppns.ac.id/ dan https://reyhanws.wordpress.com/
Zihatpegiyarto
BalasHapusTerima kasih atas postingan nya
Zihatpegiyarto@student.ppns.ac.id
Mohon di kunjungi ppns.ac.id
Pegikjalanjalan.wordpress.com
Terimakasih atas informasinya.
BalasHapusjangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
https://bit.ly/38P1KV